Powered By Blogger

Kamis, 26 Januari 2012

Visit Jogjakarta 4 (End)

Hari terakhir di Jogja Minggu 8 Januari 2012,berat rasanya meninggalkan Jogja yang indah ini,walau bukan orang Jawa tapi saya ingin berada disini seterusnya . . .


pagi itu kami awali sarapan di Mc D Malioboro,dilanjutkan mengunjungi Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat,karena Keraton belum di buka maka kami di tawari pengemudi becak berkeliling di seputaran Keraton hanya dengan Rp.5000/ becak maka kami berkeliling melihat kaos Dagadu yang asli,batik,juga Keris kamipun melintasi Masjid Gede Kauman yang tadinya hanya saya saksikan di Film "Sang Pencerah" garapan Mas Hanung tapi sekarang ada di depan mata saya . . .

Akhirnya pukul 9.15 wib Keraton pun di buka harga tiket masuknya Rp.5000/orang dan juga kita harus membayar izin dokumentasi kamera & Handycam sebesar 10 rb,Keraton jogja ini adalah rumah sekaligus istana Sultan HB I - X dari dulu hingga saat ini yang didiami bersama keluarganya,begitu masuk keraton Jogja kita akan disuguhi penjual yang menjual barang2 replika yang berhubungan dengan Kesultanan Jogja,juga cikal bakal Jogja yaitu Mataram Islam/Matarm Baru yang berdiri di abad 15,setelahnya kita akan memasuki Sasono sitihinggil atau Pendopo Kesultanan biasanya tempat ini dulunya di pakai Para Sultan untuk menerima tamu,di kedua sisinya terdapat 2 bangunan kokoh yang menyimpan boneka/patung abdi dalem dan para prajurit dari level paling rendah hingga paling tinggi,ada semua disini,dan juga kita bisa melihat relief Sultan HB I atau Pangeran Mangkubumi diorama perjuangan beliau dalam proses mendirikan Kesultanan Jogja

Keraton Jogja

Relief Perjuangan Sultan HB I

foto Sultan HB X bersama Permaisurinya

Masih di dalam area Keraton terdapat foto2 Para Sultan HB III - HB X

foto Sultan HB IV

Setelahnya kami kembali ke hotel untuk mandi dan check out dan masih ada 2 tempat tujuan wisata lagi yaitu Kotagede & Candi Borobudur

sebelum pulang Pose didepan Hotel Wahid,Jogja

Selanjutnya adalah Kotagede,Pusatnya kerajaan Mataram Islam dan pengrajin Perak,ada pengalaman yang lucu di tempat ini,setelah mmenempuh perjalanan kurang lebih 30 menit kami tiba di Kotagede yang kala itu sedang gerimis,saya pun kurang begitu faham tentang Kotagede dan sejarahnya,pengalaman di Kotagede inilah yang mendorong saya mengetahui sejarah Jogja,sampai disana situasinya memang terbilang agak sedikit tertib,sepi,dan sepertinya horor,belakangan saya baru tau bahwa yang kami kunjungi itu adalah eks reruntuhan Istana Mataram Islam dengan Rajanya yang tersohor Sultan Agung,

Pintu Masuk Istana Mataram/Kotagede

Masjid Kotagede/Mataram

Semakin kami kedalam semakin sakral terasa,khususnya saya yang tidak pernah menduga bahwa disana terdapat makam para pendiri/raja Mataram,Jogja,dan Surakarta maka dengan sedikit terkejut dan bertanya tanya didalam hati .."tempat seperti apa ini??"
setelah memperhatikan beberapa orang yang datang kesana menyewa pakaian khas Jawa maka kami pun melakukan hal yang sama,demi tuhan ini semua di luar dugaan kami semua,setelah menyewa pakaian seharga 10 rb maka kami diperkenankan ziarah ke makam para Pendiri matarm dll,dengan hati yang masih bertanya tanya akhirnya kami mengikuti sang kuncen,anehnya saya yang biasanya selalu ingin tahu banyak dan selalu bertanya tapi saat itu saya seperti terdiam dengan banyak pertanyaan yang harus saya pendam,dengan catatan tidak boleh membawa kamera dan handycam ke areal makam,akhirnya kami masuk wangi di lingkungan sekitar semakin membuat sakral suasana,kami berbarengan dengan seorang ibu paruh baya dan 2 anaknya,kami berjalan menuju makam Panembahan Senopati (Raja pertama Mataram) makamnya begitu besar,Demi Allah saya tidak ingin musyrik tujuan kami semua kesini hanya wisata dan kami semua tidak pernah meminta apa2 dari makam,kami hanya mendoakan agr si ahli kubur diampuni khilaf & dosa2nya,
berlanjut ke makam Kiageng Pemanahan (ayah dari Panembahan Senopati),juga terdapat makam Joko Tingkir dan seluruh kerabat Matarm Islam simakamkan disini.
Satu hal yang menarik adalah makam Ki Ageng Mangir yang separuh makamnya berada di luar area,hal ini di sebabkan masalah pribadi beliau dengan Panembahan Senopati yang tak bukan adalah mertuanya,
selaesai dari makam kami menuju sendang kakung dan putri terdapat ikan lele putih yang besar sekali ,untuk ukuran pemandian areal sendang ini cukup luas,di sisinya juga terdapat sumur tua yang airnya menanjak hingga ke atas permukaan,di area sendang ini juga kita di izinkan untuk mandi dan membasuh muka,saya sempat terpukau dengan arsitektur bangunan kerajaan mataram ini,di abad 15 sudah bisa menghasilkan bangunan yang indah seperti yang kami jumpai saat ini,setelahnya kami menghabiskan waktu dengan berfoto foto

foto di depan Makam keluarga Raja Mataram

Selepas dari Kotagede kami juga sempat melihat kerajinan perak di Kotagede,kami berlanjut ke Borobudur wisata Terakhir...huffhhhh....(sudah pegal jari saya mengetik petualangan Panjang ini) hehehehehhe...

di depan candi Borobudur

Candi peninggalan Dinasti Syailendra ini cukup luas saya pernah dulu mengunjunginya ketika masih kelas V SD kondisinya berbah banyak,mungkin di sebabkan gempa dan letusan gunung merapi di tahun tahun lalu,di tingkat Kamadathu sudah banyak candi yang rusak terlebih lagi Bagian Budha2 yang sudah tidak dinaungi stupa,juga lantai candi banyak yang sudah goyah,jika dilihat dari usia wajar sudah keaadaanya seperti itu,semoga Keajaiban Dunia ini tetap lestari sampai kapanpun...amiiinnn..tak jauh berbeda dengan prambanan banyak juga yang berjualan di luar sana souvenir dan oleh2 khas Jogja sayangnya kala itu hujan gerimis yang cukup lebat melanda tempat itu jadi kami harus buru sampai di puncak dan pulang ke Lampung 


Satu hal lagi demi melestarikan budaya batik indonesia itulah alasannya kita harus memakai batik sebelum memasuki area candi Borobudur tersebut,karena waktu sudah hampir malam maka kami segera turun dan menuju arah pulang ke Lampung..
berat meninggalkan Jogja,walau cuma beberapa hari di sini tapi kebersahajaan kota ini mengajari saya banyak hal...orangnya,suasananya,lingkungannya...semuanya 
maka tidak berlebihan jika Jogja meminta status Istimewa itu tetap melekat di Jogja dengan Sultan sebagai Gubernurnya,kami Traveling Lovers Team mendukung itu karena memang Sultan sangat disayangi Rakyat Jogja jadi untuk apa referendum jika mayoritas warga DIY sudah menghendaki Sultan sebagi Gubernurnya...
Terimakasih Alloh SWT,atas segalanya
Terimakasih Jogja
Terimakasih Hotel Wahid & Staffnya
Terimakasih para Abdi Dalem & Kuncen
Terimakasih Ibu & Bapak Tempat kami bertanya jalan
Terimakasih Mas Andong & Bapak2 pengemudi becak
Terimakasih Bapak penjual Kopi Joss
Terimakasih semua warga Jogja
keramahan dan kerendahan hati kalian sangat membekas di hati kami,dari jauh kami mendoakan semoga Jogja Tetap ISTIMEWA dalam bagian NKRI . . .
suatu hari kami akan kembali mengunjungi mu Jogja ......

JOGJA WE FALL IN LOVE


Salam,

3 komentar:

  1. Mantaab beneer petualangannya.... Jadi ngiri ane gan... Pengen banget ane punya pengalaman adventure kayak agan... Salut deh ane....

    BalasHapus
  2. Kamu boleh gabung kok dengan komunitas ini,kamu domisili dimana ?

    BalasHapus