Powered By Blogger

Jumat, 27 Januari 2012

Return to Lampung

Minggu 8 Januari 2012 Pukul 17.30 wib,hujan cukup deras membasahi Borobudur yang baru saja kami tinggalkan,saat ini kami menuju perjalan pulang ke Lampung dan jalur yang kami tempuh kembali melalui selatan,lelah memang,mengingat tanggung jawab pekerjaan dan lusa kami sudah kembali ke dunia masing2,kami sempat singgah beberapa kali di Wates dan Cipanas untuk makan,tadinya kami semua berencana melintasi jalur utara yang terdapat site Lawang Sewu di Semarang tapi karena beberapa pertimbangan maka kami urungkan niat itu dan memutar kembali haluan,perjalanan cukup lancar,pagi hari kami sudah tiba di cipanas,jawa barat,singgah sebentar untuk sarapan,kabut yang luar biasa tebal mengiringi perjalanan ini,karena sebentar lagi kami tiba di Puncak

Kawasan Puncak,Jawa Barat

Dinginnya suasana pagi itu menambah kantuk yang memang semalaman tidak tidur,dari puncak kami mengambil arah jalur tol yang menghubungkan ke Jakarta,jam menunjukan pukul 9.45 wib,Tol di Jakarta sudah padat luar biasa.


untungnya macetnya tidak berkepanjangan,jalan Tangerang -Merak cukup sepi dan lancar maka mobil pun dapat melaju dengan kecepatan tinggi,sesampainya di Merak kami sempat mampir di salah satu RM Padang untuk makan siang,


Selat Sunda

masuk ke kapal Fery pukul 12.15 wib.dan tiba di Lampung tanah kelahiran tercinta pukul 14.15 wib.
dan kami menunggu waktu untuk perjalanan berikutnya . . . 


Salam,


Kamis, 26 Januari 2012

Visit Jogjakarta 4 (End)

Hari terakhir di Jogja Minggu 8 Januari 2012,berat rasanya meninggalkan Jogja yang indah ini,walau bukan orang Jawa tapi saya ingin berada disini seterusnya . . .


pagi itu kami awali sarapan di Mc D Malioboro,dilanjutkan mengunjungi Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat,karena Keraton belum di buka maka kami di tawari pengemudi becak berkeliling di seputaran Keraton hanya dengan Rp.5000/ becak maka kami berkeliling melihat kaos Dagadu yang asli,batik,juga Keris kamipun melintasi Masjid Gede Kauman yang tadinya hanya saya saksikan di Film "Sang Pencerah" garapan Mas Hanung tapi sekarang ada di depan mata saya . . .

Akhirnya pukul 9.15 wib Keraton pun di buka harga tiket masuknya Rp.5000/orang dan juga kita harus membayar izin dokumentasi kamera & Handycam sebesar 10 rb,Keraton jogja ini adalah rumah sekaligus istana Sultan HB I - X dari dulu hingga saat ini yang didiami bersama keluarganya,begitu masuk keraton Jogja kita akan disuguhi penjual yang menjual barang2 replika yang berhubungan dengan Kesultanan Jogja,juga cikal bakal Jogja yaitu Mataram Islam/Matarm Baru yang berdiri di abad 15,setelahnya kita akan memasuki Sasono sitihinggil atau Pendopo Kesultanan biasanya tempat ini dulunya di pakai Para Sultan untuk menerima tamu,di kedua sisinya terdapat 2 bangunan kokoh yang menyimpan boneka/patung abdi dalem dan para prajurit dari level paling rendah hingga paling tinggi,ada semua disini,dan juga kita bisa melihat relief Sultan HB I atau Pangeran Mangkubumi diorama perjuangan beliau dalam proses mendirikan Kesultanan Jogja

Keraton Jogja

Relief Perjuangan Sultan HB I

foto Sultan HB X bersama Permaisurinya

Masih di dalam area Keraton terdapat foto2 Para Sultan HB III - HB X

foto Sultan HB IV

Setelahnya kami kembali ke hotel untuk mandi dan check out dan masih ada 2 tempat tujuan wisata lagi yaitu Kotagede & Candi Borobudur

sebelum pulang Pose didepan Hotel Wahid,Jogja

Selanjutnya adalah Kotagede,Pusatnya kerajaan Mataram Islam dan pengrajin Perak,ada pengalaman yang lucu di tempat ini,setelah mmenempuh perjalanan kurang lebih 30 menit kami tiba di Kotagede yang kala itu sedang gerimis,saya pun kurang begitu faham tentang Kotagede dan sejarahnya,pengalaman di Kotagede inilah yang mendorong saya mengetahui sejarah Jogja,sampai disana situasinya memang terbilang agak sedikit tertib,sepi,dan sepertinya horor,belakangan saya baru tau bahwa yang kami kunjungi itu adalah eks reruntuhan Istana Mataram Islam dengan Rajanya yang tersohor Sultan Agung,

Pintu Masuk Istana Mataram/Kotagede

Masjid Kotagede/Mataram

Semakin kami kedalam semakin sakral terasa,khususnya saya yang tidak pernah menduga bahwa disana terdapat makam para pendiri/raja Mataram,Jogja,dan Surakarta maka dengan sedikit terkejut dan bertanya tanya didalam hati .."tempat seperti apa ini??"
setelah memperhatikan beberapa orang yang datang kesana menyewa pakaian khas Jawa maka kami pun melakukan hal yang sama,demi tuhan ini semua di luar dugaan kami semua,setelah menyewa pakaian seharga 10 rb maka kami diperkenankan ziarah ke makam para Pendiri matarm dll,dengan hati yang masih bertanya tanya akhirnya kami mengikuti sang kuncen,anehnya saya yang biasanya selalu ingin tahu banyak dan selalu bertanya tapi saat itu saya seperti terdiam dengan banyak pertanyaan yang harus saya pendam,dengan catatan tidak boleh membawa kamera dan handycam ke areal makam,akhirnya kami masuk wangi di lingkungan sekitar semakin membuat sakral suasana,kami berbarengan dengan seorang ibu paruh baya dan 2 anaknya,kami berjalan menuju makam Panembahan Senopati (Raja pertama Mataram) makamnya begitu besar,Demi Allah saya tidak ingin musyrik tujuan kami semua kesini hanya wisata dan kami semua tidak pernah meminta apa2 dari makam,kami hanya mendoakan agr si ahli kubur diampuni khilaf & dosa2nya,
berlanjut ke makam Kiageng Pemanahan (ayah dari Panembahan Senopati),juga terdapat makam Joko Tingkir dan seluruh kerabat Matarm Islam simakamkan disini.
Satu hal yang menarik adalah makam Ki Ageng Mangir yang separuh makamnya berada di luar area,hal ini di sebabkan masalah pribadi beliau dengan Panembahan Senopati yang tak bukan adalah mertuanya,
selaesai dari makam kami menuju sendang kakung dan putri terdapat ikan lele putih yang besar sekali ,untuk ukuran pemandian areal sendang ini cukup luas,di sisinya juga terdapat sumur tua yang airnya menanjak hingga ke atas permukaan,di area sendang ini juga kita di izinkan untuk mandi dan membasuh muka,saya sempat terpukau dengan arsitektur bangunan kerajaan mataram ini,di abad 15 sudah bisa menghasilkan bangunan yang indah seperti yang kami jumpai saat ini,setelahnya kami menghabiskan waktu dengan berfoto foto

foto di depan Makam keluarga Raja Mataram

Selepas dari Kotagede kami juga sempat melihat kerajinan perak di Kotagede,kami berlanjut ke Borobudur wisata Terakhir...huffhhhh....(sudah pegal jari saya mengetik petualangan Panjang ini) hehehehehhe...

di depan candi Borobudur

Candi peninggalan Dinasti Syailendra ini cukup luas saya pernah dulu mengunjunginya ketika masih kelas V SD kondisinya berbah banyak,mungkin di sebabkan gempa dan letusan gunung merapi di tahun tahun lalu,di tingkat Kamadathu sudah banyak candi yang rusak terlebih lagi Bagian Budha2 yang sudah tidak dinaungi stupa,juga lantai candi banyak yang sudah goyah,jika dilihat dari usia wajar sudah keaadaanya seperti itu,semoga Keajaiban Dunia ini tetap lestari sampai kapanpun...amiiinnn..tak jauh berbeda dengan prambanan banyak juga yang berjualan di luar sana souvenir dan oleh2 khas Jogja sayangnya kala itu hujan gerimis yang cukup lebat melanda tempat itu jadi kami harus buru sampai di puncak dan pulang ke Lampung 


Satu hal lagi demi melestarikan budaya batik indonesia itulah alasannya kita harus memakai batik sebelum memasuki area candi Borobudur tersebut,karena waktu sudah hampir malam maka kami segera turun dan menuju arah pulang ke Lampung..
berat meninggalkan Jogja,walau cuma beberapa hari di sini tapi kebersahajaan kota ini mengajari saya banyak hal...orangnya,suasananya,lingkungannya...semuanya 
maka tidak berlebihan jika Jogja meminta status Istimewa itu tetap melekat di Jogja dengan Sultan sebagai Gubernurnya,kami Traveling Lovers Team mendukung itu karena memang Sultan sangat disayangi Rakyat Jogja jadi untuk apa referendum jika mayoritas warga DIY sudah menghendaki Sultan sebagi Gubernurnya...
Terimakasih Alloh SWT,atas segalanya
Terimakasih Jogja
Terimakasih Hotel Wahid & Staffnya
Terimakasih para Abdi Dalem & Kuncen
Terimakasih Ibu & Bapak Tempat kami bertanya jalan
Terimakasih Mas Andong & Bapak2 pengemudi becak
Terimakasih Bapak penjual Kopi Joss
Terimakasih semua warga Jogja
keramahan dan kerendahan hati kalian sangat membekas di hati kami,dari jauh kami mendoakan semoga Jogja Tetap ISTIMEWA dalam bagian NKRI . . .
suatu hari kami akan kembali mengunjungi mu Jogja ......

JOGJA WE FALL IN LOVE


Salam,

Rabu, 25 Januari 2012

Visit Jogjakarta 3

Malam hari di Jogja sungguh berkesan...Kota yang tidak pernah mati,tujuan kami adalah Malioboro belanja oleh2 dan makan di angkringan juga menikmati kopi joss sekalian melintasi tugu jogja yang fenomenal tapi ternyata karena sudah kepalang tanggung akhirnya kami singgah juga di Benteng Vredeburg ,Gedung Agung (Istana Presiden saat ibukota pindah ke Jogja untuk sementara waktu),Gedung BNI jogja yang gedungnya seperti gedung2 di kota lama Semarang.

Angkringan di Jl.Malioboro

walaupun banyak pengamen tapi mereka cenderung sopan tidak seperti di Jakarta....dari angkringan ini kita juga bisa melihat kesibukan para wisatawan dari berbagai daerah berburu oleh2 untuk kerabat dan sahabat mereka,Malioboro semakin malam harganya akan semakin murah terlebih lagi jika kamu pandai menawar harga....

Di Malioboro jalan yang dipenuhi sesak masih sempat kami berfoto (Dini fotonya maksa...)

Di Malioboro saat itu cuaca sedang gerimis tapi tak kunjung reda,setelah mendapati barang2 yang kami beli tak lupa juga membeli kaos yang bertuliskan tentang Jogja yang memang nantinya kami jadikan Dress Code untuk pulang besok sore ke Lampung,belum rela rasanya untuk pulang besok....hiks...masih betah di Jogja
di Malioboro juga kami berminat untuk menyewa andong menyusuri jalan di sepanjang Jogja sekaligus ke Tugu Jogja dan yang tidak di duga kami melewati Sarkem lokalisasi yang begitu fenomenal ..hahahahahaha...
cukup mahal juga jasa andong itu 80rb per putaran,saat di tawar si kusir tidak bergeming,saya fikir sedang menawar di Bambu Kuning,Lampung ketika di tinggal pergi biasanya di panggil kembali dan si penjual pun pasrah,tapi tidak begitu dengan andong yang satu ini..akhirnya demi sebuah pengalaman kami meng-iyakan harga yang diberikan,sesampainya di Tugu Jogja kami langsung berfoto,dan bukan hanya kami di sana masih banyak puluhan orang yang sedang berfoto disana,langsung membaur saja ....

Tugu Jogja,Land mark nya Jogja

Perjalanan kami lanjutkan ke Benteng Vredeburg,walau bentengnya sudah tutup tapi foto di depan bentengnya pun sudah cukup,karena waktu sudah tak banyak lagi . . .selanjutnya kami menunjungi Gedung BNI yang wujudnya bangunan tua jaman belanda tapi eksotis,juga ke Gedung Agung eks istana Presiden RI

Benteng Vredeburg

Gedung BNI Jogja

Gedung Agung

Terakhir kami mencoba Kopi Joss yang terkenal itu di Jogja rasa penasaran akan Kopi yang di campur kayu arang tersebut,rasanya biasa saja tapi mungkin karena penyajiannya yang di campur arang tersebut menjadikan kopi ini di gandrungi para wisatawan,selain menjual Kopi Joss angkringan ini juga menjual Nasi Kucing/Sego Kucing . . .padahal jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari tapi karena ini Jogja rasa kantuk itu hilang....kunjungilah jika kamu semua tidak percaya....

Angkringan Kopi Joss
Hotel Wahid (Mak Ratu lagi beresin belanjaan)


kami tiba di hotel tepat pukul 2 dini hari,karena kelelahan maka tidurlah jawabnya .....

To Be Continue . . .

Salam,

Visit Jogjakarta 2

Selepas dari Taman Sari kami kembali ke Hotel,mandi dan prepare untuk tujuan selanjutnya Parang Tritis dan Prambanan,Perjalanan menuju Parang tritis sekitar 40 menit kami tempuh dari Gondokusuman Parang Tritis adalah Pantai yang cukup terkenal di Jogjakarta atau sering disebut orang Pantai Selatan atau Pantai Kidul,pantai yang terletak di Kab.Bantul ini cukup panas cuaca nya,harga tiket masuk pun cukup murah Rp.4000 / orang,sebelum memasuki areal pantai kita disuguhi toko2 kaki lima yang menjual makanan dan kerajinan tangan penduduk sekitar,pantai dengan hamparan pasir yang luas serta ombak yang begitu kencang seperti berada di film horor yang di bintangi Almh.Suzana dan Clift Sangra,pantai ini cukup ramai di kunjungi orang banyak wahana permainan yang ada di sini diantaranya mengendarai ATV di pantai dan menyewa andong untuk berkeliling di sekitar pantai,sayangnya pantai ini tidak dapat di pakai untuk berenang karena ombaknya yang terlampau besar.

Andong di Parang Tritis

Parang Tritis yang berkesan

Dari Parang Tritis kami melanjutkan perjalanan ke Candi Prambanan,Candi Hindu besar dari Dinasti Sanjaya harga tiket masuknya Rp.30.000/orang,model tiket masuknya pun cukup menarik seperti kartu ATM  bergambar candi prambanan,sayang memang candi ini selain termakan usia juga karena gempa bumi yang melanda Jogja tahun lalu banyak bangunan candi ini yang luluh lantak terlebih candi yang berisikan arca Roro Jonggrang sedang di pugar dan dalam tahap renovasi,audio visual senandung lagu jawa pun menjadikan suasana seperti pada kerajaan Mataram lama (Mataram Hindu) 

Prambanan 

Didepan Arca Brahma
Pose bersama foreign visitor

Biasanya pelataran candi ini di pakai untuk acara2 pagelaran seni bertaraf Nasional maupun internasional,di seputaran candi juga terdapat museum untuk menyimpan prasasti2,arca dan bukti2 sejarah kerajaan Kalingga,Mataram Lama dsb .setelah keluar dari kompleks bangunan candi kamu juga dapat berbelanja souvenir khas Jogja dengan harga yang begitu murah,dan di Prambanan inilah kami baru mendpatkan peta wisata Jogja...akhirnya.....

       
Di sisi sebelah kanan prambanan juga terdapat candi candi kuno peninggalan kerajaan lama,ketika waktu sudah menjelang sore kami berangsur kembali ke parkiran dan kembali ke hotel karena malamnya kami akan nikmati kehidupan malam kota Jogja . . . 

To Be Continue

Salam,

Visit Jogjakarta 1

Jalur yang kami tempuh menuju Jogja adalah Jalur selatan melintasi Nagrek,jalan yang cukup menikung dengan latar jurang jadi mengingatkan saat mengunjungi Lampung Barat, cukup banyak Kota yang kami lewati di Tasikmalaya,Jawa Barat kami sempat mampir di Pusat kerajinan dan oleh2 khas Jawa Barat,kembali lagi tergoda dengan kerajinan yang unik2,harga kerajinan berkisar dari Rp.1000 - Rp.4 jt

Pusat Kerajinan Oleh2 Khas Jawa Barat











                   Pose dulu

pukul 12.45 wib kami tiba di Banjar dan singgah sebentar untuk makan siang,cukup enak makanannya dengan sambal terasi namun sayang kurang begitu pedas....maklumlah lidah sumatera,kami pun sempat menanyakan berapa lama lagi kami dapat tiba di Jogja,sang pelayan menjawab 9 jam lagi....luar biasa padahal dari kemarin malam kami sama sekali belum tidur Avanza yang kami tumpangi pun cukup lelah rasanya,tapi kami berpacu dengan waktu yang sangat terbatas maka perjalanan terus kami lanjutkan

Salah satu Rumah Makan di Banjar,Jawa Barat

Banjar adalah Kota terakhir di Jawa Barat yang kami lintasi sebelum memasuki Provinsi Jawa Tengah,pukul 14.15 kami sudah memasuki Cilacap,Jawa Tengah jalan disana cukup baik dan kembali kami melewati hutan dan pepohonan kalaupun ada rumah penduduk bisa terhitung dengan jari,jalanan yang sepi dan lancar cukup memudahkan kami melewatinya,tiba di Kebumen kami rehat sejenak di rest area SPBU Kebumen,Kebumen - Wates - Purworejo pukul 19.35 kami sudah hampir memasuki Jogja plang2 penunjuk jalan dengan cermat kami amati,sudah tidak sabar rasanya menjejakan kaki di Kota Budaya itu,Baliho2 Sultan yang bertuliskan Sugeng Rawuh (Selamat Datang) sudah banyak terlihat,tepat pukul 20.15 kami sudah memasuki Jogja tepatnya di Kab.Kulon Progo Ibukota dapat di tempuh kurang lebih 20 menit lagi....

View Jl.Banyuraden,Jogja

mengingat kami belum makan malam,maka segera mungkin kami mencari angkringan khas Jogja,sambil menunggu sajian kami sempatkan berfoto sejenak di bangunan2 yang eksotis di Jogja

Bank DIY Taman Sari,pose dulu sambil menunggu makanan

                                                      Angkringan Jogja yang masih sepi

Saat makan di angkringan kami sempat bertanya tanya tentang wisata di Jogja,sayangnya kami belum memiliki peta wisata jogja sehingga sedikit menyulitkan kami untuk menyusuri tempat2 tujuan wisata,kamipun segera bergegas memburu toko buku yang masih buka di kawasan Malioboro dan di Jl.Wahid Hasyim,namun sayang para penjual kehabisan stok peta,akhirnya Hotel lah tujuan selanjutnya badan juga sudah terasa lelah dan tidak memungkinkan lagi untuk melakukan perjalanan.
kami memilih Hotel Wahid yang  berada di Jl. KHA Wahid Hasyim 61. Nomor Telepon: 0274-375327
harga kamar di hotel tersebut cukup murah selain itu kamarnya luas dan nyaman kami booking kamar yang biasa seharga Rp.132 rb (Include ppn),kami menginap di sana selama 2 malam....

Paginya hari Sabtu 7 Jan 2012 kami jalan pagi sambil menikmati suasana Jogja di sepanjang jalan kota ini bersih,tertib ,nyaman dan ramah yang luar biasa dan belum pernah kami temukan sebelumnya


ternyata pagi ini memang masih terlalu pagi untuk mencari sarapan khas Jogja,daripada berdiam diri di Hotel kami memilih berjalan kaki menghabiskan waktu di pelataran jalan2 besar di Jogja

salah satu sudut kota tua di Jogja (Jalan yang menuju pasar Ngasem)


Kami juga sempat mengunjungi Univ.Widya Mataram dimana Kampus yang bangunannya masih seperti zaman Belanda di abad 18

Sarapan di Pasar Ngasem

Sarapan pagi di pasar ini cukup variatif lauknya bermacam macam makanan khas Jogja dengan harga yang murah kamu semua sudah bisa merasakan kuliner Jogja,selepas sarapan kami melanjutkan berjalan menuju Situs Reruntuhan Taman Sari (Water Castle) tanpa harga tiket masuk,Pesanggrahan Taman Sari di bagi 3 tempat yang pertama Reruntuhan Istana yang tanpa harga tiket masuk yang kedua Masjid Bawah Tanah dan koridor2 yang panjang masih menyimpan banyak misteri di Masjid bawah Tanah ini kita harus memberikan sumbangan biaya kebersihan seikhlasnya,konon menurut kuncen masjid ini di gunakan para Sultan HB untuk menyepi dan bersembunyi dari pantauan VOC/Belanda,dan di dalam lorong masjid tersebut terdapat lorong yang bisa menembus sampai Parang Tritis namun sayangnya semenjak gempa jogja 2005/2006 silam lorong tersebut ditutup karena dikhawatirkan dapat membahayakan pengunjung

Reruntuhan Water Castle

Masjid Bawah Tanah Taman Sari

Pintu masuk Pemandian Taman Sari

Dan Lokasi yang Terakhir adalah Komplek pemandian Taman Sari,Pesanggrahan Taman Sari ini adalah sebuah bangunan yang di peruntukan bagi Para Raja atau Sultan HB dan kerabatnya untuk berlibur dan bersenang senang bangunan ini mulai di bangun pada masa Sultan HB I dengan arsitektur dari Portugis yang mengakulturasi kebudayaan Jawa dan Eropa

Kolam Pemandian Taman Sari


Di sisi bangunan Taman Sari juga terdapat tempat Meditasi untuk sang Sultan juga tempat pencucian benda2 pusaka apabila bulan suro telah tiba,harga tiket masuk ke Taman Sari Rp.3000 cukup murah bukan,di areal ini juga terdapat banyak Guide atau pemandu dari penduduk sekitar yang bisa menjelaskan kepada kita tentang situasi dan sejarah Taman Sari dengan Tarif seikhlasnya.

To be continued


Salam,