Powered By Blogger

Senin, 17 September 2012

Menelusuri Kejayaan Banten Lama

Banten,dulunya yang merupakan salah satu bagian dari Provinsi Jawa Barat namun semenjak tahun 2000 Banten memulai wilayahnya menjadi sebuah Provinsi yang mandiri bahkan siap bersaing beribukota di Serang.

Dahulunya Banten adalah Kota Pelabuhan yang ramai,selain letaknya yang strategis di jalur perdagangan nusantara Banten juga di kenal sebagai pusat transaksi hasil bumi yang ramai hingga tersohor namanya.
kali ini kami menelusuri sisa jejak kejayaan banten di masa silam dimana ketika Kesultanan Banten bermula di tahun 1526 M.
Sultan Maulana Hasanuddin sang pendirinya yang juga merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) dari Cirebon.Bertolak dari Tangerang menuju Serang,Banten kami lalui jalur darat,tujuan awalnya adalah Wisata Banten Lama di daerah setelah Rau' ,tujuan pertamanya adalah Masjid Agung Banten,


sempat saja kami salah parkir memang dari awal kami sudah curiga dengan penjelasan warga sekitar yang mengatakan bahwa ini adalah Mesjid Agung Banten,dari arsitekturnya tidaklah sama dengan gambar yang tersedia di internet,maka kami beranikan lagi untuk bertanya dan menegaskan apakah ini Mesjid Agung Banten atau bukan,benar saja begitu kami lihat di monumen peresmian itu adalah Masjid Agung Serang,tanpa basa basi lagi kami segera meninggalkan area dan menuju daerah Rau'.

Pintu masuk & Gapura Selamat datang di Wisata Banten Lama

Setelah jalan beberapa menit kami mulai memasuki daerah wisata Banten lama,semakin yakin tidak salah jalan setelah melihat gapura banten lama,sepanjang perjalanan menuju ke Masjid banyak sekali terdapat pemakaman - pemakaman para leluhur dan keluarga Kesultanan Banten yang letaknya terpisah pisah.


Di depan Kraton Kaibon Banten




Reruntuhan kraton kaibon surosowan ini masih di pelihara hingga saat ini,dari tugu atau gapura selamat datang wisata banten lama kita hanya perlu waktu 15 menit mencapai ke situs ini,dengan uang masuk Rp.10.000,- sudah bisa menikmati kisah dan bukti peninggalan Banten di masa jayanya,tempat ini juga sering digunakan untuk para calon pengantin berfoto dalam prewedding mereka.

Sebelum memasukinya kita bisa singgah sejenak di rumah salah seorang pengurus situs ini,mereka juga menjualkan beberapa buku tentang sejarah kejayaan Banten di zamannya,dengan harga buku Rp.30.000,- kita bisa mengetahui berbagai kisah tentang Kesultanan Banten dan yang lainnya.

Gerbang gerbang Kraton Kaibon Surosowan 





Gerbang di keraton juga di naungi beberapa pohon beringin yang cukup rimbun,dibawahnya mengalir air ,sayangnya saat ini air itu berwarna hijau lumut dan baunya kurang sedap,semoga dikemudian hari dapat di perbaiki menjadi lebih baik.

Di kraton ini pula terdapat beberapa bangunan,jika kita kesana kita akan bisa membedakan bangunan2 nya dengan daya imajinasi sendiri dengan mengira - ngira fungsi dari setiap bangunan di Kraton ini.

Hari itu cukup terik mataharinya,dan lama kelamaan banyak mobil yang berangsur - angsur datang untuk berfoto di Kraton,kamipun segera meninggalkan lokasi menuju tempat selanjutnya.


Sekitar 15 menit kemudian kami sampai di Area Masjid Agung Banten,banyak sekali biaya parkir dan biaya masuk menuju lokasi,entah resmi atau pungli,tergantung kamu semua menanggapinya,sebelum menuju masjid kami sempat memasuki area ziarah makam keluarga sultan dan para pembesar kesultanan yang ternyata begitu banyak masyarakat dari nusantara yang datang untuk berziarah,di sisi Masjid juga terdapat Benteng Surosowan yang ditengahnya terdapat kolam

Halaman depan Masjid Agung Banten

Dahulu kolam ini digunakan mandi oleh para putri kesultanan slah satu yang paling ternama Roro Denok,
hari itu di Lingkungan Masjid sedang diadakan acara keagamaan oleh penduduk setempat,jadi cukuplah ramai dan berdesakan,di pelataran Masjid juga banyak di jual souvenir menarik khas Banten dan souvenir islami seperti kopiah,tasbih dll.

Masjid Agung Banten ini cukup ternama dengan menaranya yang khas,jika ingin menaikinya dan melihat pemandangan dari atas menara cukup dengan uang Rp.2.000,- kita sudah bisa naik,tangganya cukup sempit memang,dan jumlah pengunjung yang naik harus dibatasi secara bergantian,maklum di khawatirkan Menara yang usianya sudah cukup tua.

Para pengunjung Masjid Agung Banten

Di depan Masjid terdapat Kolam Ikan yang banyak digunakan sebagai pengunjung untuk membasuh muka dan kaki.mungkin kebiasaan setempat.
disamping Masjid terdapat Makam Sultan Banten,keluarganya beserta pengikutnya,berjejer makam2 tua yang mungkin umurnya sudah ratusan tahun.

Makam Para kerabat Sultan Banten

Makam Sultan Maulana Hasanuddin (Pendiri Kesultanan Banten Kasemen)

Sayangnya oleh warga sekitar makam makam tersebut dikeramatkan diberi sesaji,dimintai permohonan,dsb,semoga di kemudian hari untuk kalian semua yang ingin berziarah dengan niat yang benar hanya untuk berziarah dan mendo'akan. hanyalah meminta kepada Alloh Ar Rozaq.
dan akhirnya pada 1813 M Kesultanan Banten runtuh dibawah Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dan akhirnya VOC lah yang berkuasa atas Banten.

Jika kamu masih memiliki sedikit waktu mampirlah ke daerah Kab.Lebak,Banten untuk menyaksikan kehidupan suku Baduy,khususnya di Kec.Leuwihdamar.


Suku Baduy terbagi menjadi 3 Golongan 
- Suku Baduy Dalam 
adalah suku baduy yang masih memegang teguh adat istiadat leluhurnya tanpa peduli dengan teknologi
-Suku Baduy Luar
ialah suku yang sudah berfikiran modern namun masih juga menggunakan beberapa peninggalan dan aturan leluhurnya
- Suku Baduy Muslim
golongan Baduy yang sudah memeluk agama islam dan telah meninggalkan aturan leluhur

Pemukiman Suku Baduy

Kehidupan suku ini unik mulai dengan keseharian dan perilakunya.namun mereka cukup ramah dan bersahabat.

masih banyak wisata Banten yang belum kami paparkan disini,dan bagi yang ingin lebih silahkan kunjungi sendiri,semoga bermanfaat,


Salam,