Powered By Blogger

Kamis, 22 Januari 2015

Sejarah di Sudut Lampung yang terlupa . . . (EDISI - I)

Sudah 51 tahun Provinsi Lampung ini berdiri (sejak 18 maret 1964-pen) ,namun cukup sulit menguak sejarah - sejarah yang terlupakan,bahkan Kitab Kuntara Raja Niti saja yang notabene menjadi sumber sejarah tertulis 'Ulun Lampung' hampir sulit didapatkan...

Di Kota Bandar Lampung saja begitu banyak Sejarah terlewat begitu saja,dan memang sepertinya Pemerintah sendiri kurang begitu peka bahkan sedikit upaya untuk menghimpun dan membukukan sejarah- sejarah Lampung,berikut kami mencoba menelusurinya sedikit demi sedikit,Informasi yang kami dapat belum begitu kuat disertai bukti otentik,sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan Informasi yang disebabkan banyak faktor.

1.MAKDUM SAKTI - Sekelumit Kisah di Desa Pemanggilan Natar,Lampung Selatan.

Tak banyak yang tahu tentang tempat ini,terletak di Ds.Pemanggilan,Natar,Lampung Selatan,terletak di dalam Desa Pemanggilan,tersebutlah Makam Makdum Sakti,begitulah warga sekitar menyebut makam ini,dikenal sebagai pembawa Lada pertama di Provinsi Lampung,tidak hanya itu yang dilakukan beliau juga melakukan syiar Islam dimanapun beliau singgah,hingga pada akhirnya beliau menetap di desa Pemanggilan Natar,tak banyak Informasi yang kami dapatkan tentang riwayat hidup beliau namun yang kami lihat adalah angka di Pusara makam bertuliskan 16 Oktober 1904,yang kami asumsikan sebagai tanggal wafat beliau.

Makam Makdum Sakti


Pusara makam bertuliskan 16 Oktober 1904

Jalan Menuju Makam

Perjalanan menuju ke Makam harus melewati perkebunan warga,dan jalanan yang cukup licin ketika hujan,Makam ini terletak di antara rindang kebun bambu milik warga,Makam Makdum Sakti ini juga berdampingan dengan Makam Sesepuh/Tetua Kampung (Tiyuh Pemanggilan),namun sayang Makam tetua tiyuh tadi tidak memiliki kijing ataupun cungkup sebagai penanda bahwa terdapat makam disana,ketika kami tiba dilokasi sungguh disayangkan masih banyak manusia yang meletakkan beberapa sesaji berharap mendapat berkah dari ghaib,sungguh segala sesuatu hanya dari Alloh SWT,kepadaNYA lah seharusnya kita berharap dan meminta,semoga apa yang telah dilakukan Makdum Sakti dan Pendiri Tiyuh Pemanggilan dalam syiar Islam ini mendapatkan pahala yang setimpal dari Alloh SWT dan mereka ditempatkan bersama Muslim yang beriman.Amiiinn Ya Robbal alamin.



2.GIRI TJONDRO

Rumah ini dikenal dengan sebutan Rumah Putih atau Rumah Giri Tjondro,terletak diseberang Gg.Kulit,Langkapura atau bersebelahan dengan Balai Krakatau Jl.Imam Bonjol Bandar Lampung,rumah ini pada awalnya adalah rumah mertua Megawati Soekarno Putri dari suami pertamanya Surindro,dinamakan GIRI TJONDRO yang berarti perbukitan yang indah dinamai oleh Ayah dari Surindro,dr.ARIS DADI TJOKRODIPO yang namanya diabadikan menjadi salah satu rumah sakit di Kota Bandar Lampung.

dr.A DADI dan beberapa keluarga meninggal ditahun 1974 dan dimakamkan di kebun belakang rumah,namun pada tahun 2000 an Jenazahnya dipindahkan ke Jakarta.


Tampak depan Rumah Giri Tjondro


Halaman samping

Bangunan masih bergaya tempo doeloe

Rumah tinggal pengurus rumah - Mbah Jakim


Kesan histori yang mendalam


Luas kebun samping rumah




3.RUMAH DASWATI

Rumah bersejarah ini berada di Jalan Tulang Bawang No.11 Enggal,Bandar Lampung persis berdekatan dengan Lapangan & GOR Saburai,rumah ini cukup fenomenal dan menjadi saksi sejarah berdirinya provinsi ini,diatas lahan seluas 70 x 20 meter tampak amat sangat tidak terawat oleh pemerintah,menyedihkan memang,semoga suatu saat nanti pemeritah menjadikan situs ini sebagai aset/bangunan cagar budaya.

Rumah itu merupakan rumah pribadi seorang anggota militer bernama Achmad Ibrahim. Sebelum berganti nama Jalan Tulang Bawang, nama jalan di depan rumah tersebut juga Jalan Kapten Achmad Ibrahim, sesuai si empu rumah. Di dalam Penjelasan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Lampung Nomor 5 Tahun 2006 tentang Hari Jadi Provinsi Lampung, nama Achmad Ibrahim tercantum. Ia mendapat tugas dari Panitia Pembentukan Provinsi Lampung sebagai penghubung dengan Pemprov Sumsel dan Pemerintah Pusat di Jakarta.


Rumah Daswati Lampung bersama para pendiri provinsi Lampung 1964 (Tempo Doeloe)


Rumah Daswati saat ini - Januari,2015

dan saat ini situs ini ditutupi oleh seng bekas dan tampak tidak terurus,malah dijadikan tempat penitipan gerobak bagi pedagang lesehan di seputaran Lap. Saburai,Bandar Lampung.



4.GEDUNG PENAMPUNGAN AIR (GEDONG AIR)

Bangunan yang dibangun pada sekitar tahun 1905 - 1908 (menurut versi pertama) dan sekitar tahun 1920-an (menurut versi kedua),Gedung inilah yang mengatur dan membagi air yang mengalir dari Way Rilau Kedondong,Gedong Tataan kemudian melintasi Langkapura hingga dibagikan kepada seluruh warga Bandar Lampung.Bangunan yang terletak di Jalan Imam Bonjol,Bandar Lampung ini masih berdiri kokoh.

Gedung Air

Tampak Depan Bangunan


Pada awal masa beroperasinya Gedung ini tidaklah seindah seperti yang kita lihat saat ini,bangunan Gedung Belanda yang syarat akan kekokohannya serta kesan bangunan bergaya Eropa,namun sejak Walikota Edy Sutrisno di tahun 2008 Gedung ini mendapat cukup perhatian dan direnovasi seperti yang terlihat pada hari ini.


Semoga dalam penelusuran berikutnya kami dapat menghadirkan kisah - kisah lain di Provinsi Lampung yang kita cintai ini.


Salam,LTL . . .