Powered By Blogger

Senin, 28 November 2011

Krakatau


Satu lagi wisata andalan Lampung Kepulauan Krakatau (Rakata, Sertung, Panjang) merupakan sisa dari pulau gunung berapi yang disebut Krakatau Purba, mempunyai diameter 11 km dan tinggi 2 km (tercatat pada Javanees Book of Kings) yang diperkirakan meletus dan terpecah menjadi 3 gugusan Pulau pada sekitar Abad VI. 


Krakatau timbul sebagai gunung berapi yang aktif sampai mencapai ketinggian 830 meter dengan diameter 5 km.

Aktifitas gunung berapi dimulai secara teratur pada bulan Mei sampai bulan Agustus 1883. Pertama kali meletus dari arah puncak Perbuatan yang didahului dengan rangkaian gempa bumi dan pada tanggal 26 dan 27 Agustus 1883 terjadi letusan dahsyat yang terdengar sampai 4500 km dari titik letusan, antara lain di Australia Selatan, Ceylon dan Filipina.

Pada waktu itu terjadi ombak pasang yang sangat besar setinggi 40 meter yang menghancurkan 295 desa dengan membawa korban lebih dari 36.000 orang meninggal, khususnya disekitar daerah Selat Sunda, Pantai Teluk Lampung. Material yang dimuntahkannya lebih kurang 18 km kibik, dengan debu yang beterbangan mencapai ketinggian 80 km dari permukaan laut dan mengakibatkan keadaan gelap total selama 22 jam.

Akibat dari letusan Pulau gunung Krakatau tersebut, hanya tersisa lebih kurang sepertiganya.

Flora & Fauna

Dampak dan meletusnya gunung berapi Krakatau pada tahun 1883, kehidupan flora dan fauna yang ada di kepulauan Krakatau saat itu, semuanya musnah. Namun saat ini terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang beraneka ragam. 



Pulau Sertung

Flora dipulau ini didominasi oleh Kilangir, Ketapang, Mara (Macaranga fanarius), Cemara laut (Casuarina), Melinjo dan Dadap (Ficus ampelas).

Sedangkan fauna dipulau ini terdapat Biawak (Varanus sp), Burung Troco, Tikus, Burung Raja Udang, Burung Kacer, Burung Podang, Wili-wili, Ular Sanca (Phyton sp), Penyu sisik serta Penyu Hijau. 



Pulau Krakatau Besar

Flora dipulau ini terdapat Kilangir, Cemara, Mara, Ketapang, Hampelas (Ficus ampelas), Waru, Biroso dan Cengkudu (Morinda catrifalia). Sedangkan Fauna dipulau ini terdapat Biawak, Tikus, Burung Troco, Burung Raja Udang, Kadal, Kalong Besar (Fetolocus Vampire), Elang (Falconidae), dan Sesap Madu. 


Kepulauan Krakatau mempunyai daya tarik yang unik, baik bagi Wisatawan Nusantara maupun Mancanegara, khususnya bagi peneliti, karena Pulau ini merupakan laboraturium alam bagi berbagai disiplin ilmu ( Geologi, Konservasi, Biologi dan Vulkanologi). Disamping itu, aktifitas Anak Krakatau,. Sunset pada sore hari merupakan panorama alam yang sangat menarik untuk disaksikan.

Gunung Anak Krakatau muncul dari permukaan laut pada tahun 1927 dan sampai dengan bulan Desember 1999 ketinggian Anak Krakatau telah mencapai lebih kurang 400 meter. Ketinggiannya terus bertambah beberapa meter setiap tahun. Selain itu di kepulauan ini dapat di jumpai tempat yang menarik untuk berenang,menyelam dan kegiatan Wisata Bahari lainnya.

Transportasi Menuju Kepulauan Krakatau

Dari Bandar Lampung (melalui terminal Bus Rajabasa atau terminal Panjang) menggunakan Bus jurusan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan (45 menit), kemudian dilanjutkan dengan angkutan umum menuju desa Canti (10 menit). Atau jika anda dari pelabuhan Bakauheni menggunakan Bus jurusan Kota Kalianda (45 menit), di lanjutkan dengan angkutan umum menuju Desa Canti.

Dari Dermaga Desa Canti menggunakan kapal motor rakyat yang dapat kita sewa ke Kepulauan Krakatau / Gunung Krakatau dalam waktu sekitar 150 menit atau kapal cepat dalam waktu sekitar 90 menit.
PULAU KRAKATAU

Krakatau merupakan suatu gugusan kepulauan yang terdiri dari 4 buah Pulau yaitu Pulau Sertung, Pulau Krakatau Besar (Pulau Rakata), Pulau Krakatau Kecil (Pulau Panjang) dan Pulau anak Krakatau yang muncul ditengah ketiga Pulau lainnya pada tahun 1927 atau 44 tahun setelah letusan dahsyat yang mengguncang dunia pada tahun 1883.

Diantara keempat Pulau tersebut, saat ini yang masih aktif sebagai Gunung Berapi adalah Pulau Anak Krakatau. Krakatau merupakan kepulauan yang tidak berpenduduk dan kini banyak Wisatawan yang mengadakan pendakian dan penelitian di Pulau Anak Krakatau yang setiap tahun bertambah tinggi.

Sisa-sisa letusan dan alam sekitarnya dapat dilihat dari Puncak , terlebih di kala matahari akan terbenam merupakan pemandangan alam yang sangat menakjubkan.

Prakiraan Biaya
 Transportasi
Transportasi umum dari Jakarta menuju Krakatau:
1. Kalideres – Pelabuhan Merak (ekonomi) Rp.15.000,-, lama perjalanan sekitar 1.5 jam
2. Feri penyebarangan Merak – Bakahueni (ekonomi) Rp.15.000,- (AC Rp.30.000)
3. Bakahueni – pelabuhan Tanjung Bom sekitar 2  jam, sewa kendaraan umum Rp.150.000/mobil .
4. Kapal kayu Pelabuhan Tanjung Bom – Pulau Sabesi (sebagai tempat singgah dan  menginap) sekitar 2 jam, biaya sewa perahu untuk trip selama di Krakatau sekitar Rp.2.000.000,- (2 Days 1 Night) yang bisa terisi hingga 30 penumpang. (harga sewa kapal sangat tergantung dengan rute, lama perjalanan, kapasitas kapal, dan keahlian tawar menawar).
5.  Kapal kayu Pulau Sabesi – (Pulau) Krakatau sekitar 2 jam. Penginapan di Pulau Sabesi sekitar Rp.400.000,- yang bisa menampung sekitar 20-30 orang.


Akomodasi
Akomodasi penginapan untuk menuju Krakatau sangat terbatas. Pulau terdekat yang memiliki akomodasi penginapan adalah Pulau Sabesi. Penginapan sangat sederhana, terdapat beberapa kamar yang di dalamnya seperti barak. Satu kamar bisa menampung 8 orang. Air bersih tersedia.
 Makanan
Makanan yang disantap adalah makanan yang disediakan oleh penginapan dengan biaya Rp.12.500,-/makan per orang.
Biaya Lain – Tiket Masuk
Tidak ada biaya apapun selain sewa ranger di Krakatau sebesar Rp.50.000,-





selamat mencoba...


Salam,





Tidak ada komentar:

Posting Komentar