Powered By Blogger

Jumat, 26 Juli 2019

Senja di Floating Market & Kabut Gunung Patuha

Perjalanan Floating Market ini sebenarnya 1 paket dengan Purwakarta, karena memang tujuan awalnya adalah Bandung dan sekitarnya (Lembang - Ciwidey).
dari Purwakarta kami bertolak menuju destinasi Lembang, tiba disana sekitar 17.15 wib, karena perjalanan yang macet dan cukup memakan waktu, tiba di Lembang langsung disambut dengan welcome drink yang bisa ditukarkan dari tiket masuk dengan beberapa varian minuman yang tersedia di lobby masuk, tanpa fikir panjang saya langsung saja mengabadikan momen depan maskot Floating Market 2 tugu koin biru dan kuning.


Floating Market Lembang

Menikmati secangkir kopi hitam pahit didepan danau buatan yang sejuk menjelang maghrib membuat diri rasanya begitu rileks, berkeliling Floating Market sekedar untuk melihat - lihat sebagian besar wahana yang terdapat di Lembang, mulai dari Jembatan, Chinese area, dan lain sebagainya, disebut Floating Market karena sebagian warga yang berjualan berada di atas perahu kecil tepat diatas danau, hampir mirip - mirip dengan Pasar apung di Banjarmasin.

Tepi danau buatan di Floating Market

Jembatan sekitar Floating Market

Chinese Bridge Floating Market




Tepi Danau Floating Market

Tepi Danau Floating Market

Subhanallah indah pemandangan senja itu di Lembang, karena hari sudah hampir gelap & Adzan berkumandang maka beranjak pulang juga kami dari Floating Market, pada ba'da Isya kami tiba di Punclut tempat makan prasmanan masih di Lembang, disni kita bisa memilih jenis lauk yang akan kita makan, namun mayoritas lauknya akan digoreng mulai dari ikan, udang, cumi, kepiting, tempe, tahu, dan lain sebagainya, di Punclut juga menyajikan pilihan nasi merah yang rendah gula sebagai karbonya, dan sambalnya memang JUARAAA!!!
harga yang tidak terlalu mahal, rasanya Punclut bisa jadi pilihan tempat makan saat mengunjungi Lembang.

Selepas makan kami lanjutkan menuju Ciwalk Bandung untuk membeli oleh - oleh khas Bandung, sedikit berkeliling, memang Bandung layak disebut Paris Van Java karena memang segala jenis baju maupun model berbusana dengan percaya diri dikenakan oleh warganya tanpa ada rasa malu atau merasa kurang pantas mengingat ini Indonesia, seperti yang kita tahu di Indonesia bila bergaya ke-barat - baratan rasanya agak gimana gitu,...

Malam makin larut kami bermalam di Hotel Airyeco Buahbatu Candrawulan, Bandung lokasi nya memang agak sedikit masuk kedalam perumahan namun tempatnya cukup nyaman, cocoklah untuk yang ingin jauh dari kebisingan, harganya juga terjangkau, bersih terlebih mereka menyediakan heater pemanas air untuk yang khawatir dingin saat mandi di Bandung.

di sisi Gedung Merdeka, Bandung

Museum Asia Afrika

Pagi itu di Bandung kami menuju kawasan Asia Afrika untuk mencari sarapan, sambil menunggu tepat pukul 9.00 WIB jam Museum Asia Afrika dibuka, pagi kami berkeliling dan berfoto di sekitaran Asia Afrika, saya juga baru tahu adik kalau Museum Asia Afrika itu bisa dimasuki,
berkeliling didalam Museum ini cukup menarik tentunya, selain terdapat nilai historis yang menarik juga tentunya, semua yang dipajang di Museum ini menampilkan memoar KAA tahun 1955, lengkap dengan foto bahkan patung para penggagas KAA, dan yang paling menyenangkan adalah saat memasuki ruang KAA yang rapih dan luas, terdapat banyak bendera dari mancanegara yang terlibat KAA.

Globe di Museum Asia Afrika

di depan para deklarator konferensi Asia Afrika

Ruang Konferensi Asia Afrika

Tribune Konferensi Asia Afrika

Destinasi selanjutnya adalah hunting baju branded dengan harga terjangkau di Paberik Badjoe, dengan bangunan khas tempo doeloe nya Bandung selalu memiliki daya tarik yang memukau.

Paberik Badjoe

Paberik Badjoe

Paberik Badjoe

Menuju Kawah Putih

Kawah Putih, Gunung Patuha

Tibalah pada destinasi akhir Kawah Putih di Ciwidey, Kab. Bandung dengan rute yang berliku dan menanjak dimanjakan dengan pemandangan kiri dan kanan serta cuaca yang buat mengantuk, memasuki Gate Pass kami disambut hujan yang lumayan deras mengguyur perjalanan menaiki Gunung Patuha, jika tidak hati - hati akan berbahaya di tambah lagi kabut yang lumayan tebal menaungi pandangan jalan/jarak pandang.

Semakin berada dipuncak udara semakin dingin luar biasa, saya langsung saja kenakan syal dan sweater karena cuaca hujan untungnya banyak ojek payung yang berlalu lalang, menuruni tangga menuju Kawah nya sudah tercium bau menyengat belerang, saya sarankan jangan terlalu lama berada di dekat Kawah, karena menyebabkan sesak nafas.



Kawah Putih

Kawah Putih

Kawah Putih

Kawah Putih

Kawah Putih

Sekitar Kawah Putih

Sekitar Kawah Putih

Pemandangan disekitar kawah cukup menawan, menyajikan pemandangan seperti berada di tengah salju atau di tengah hutan Eropa, saat hujan kawah tidak terlalu terlihat jelas, namun saat matahari terik barulah kawah terlihat hingga dasarnya, jika ingin kesini jangan lupa membawa masker bau belerang amat sangat menusuk hidung hingga paru - paru.
Semoga perjalanan ini menjadi berkah dan dipertemukan kembali dalam perjalanan selanjutnya, Aamiin...


MN-2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar