Museum Lampung
untuk jam berkunjung di Museum ini Senin ~ Jumat jam 8.00 - 13.30 wib,dan Sabtu ~ Minggu jam 8.00 - 14.00 wib,tapi hari libur nasional museum ini tutup,harga tiket masuk Rp.1.500 untuk pelajar dan Rp.2.500 untuk umum,begitu masuk dan setelah membayar tiket kita akan mendapatkan brosur ringkasan tentang museum dan koleksi yang terdapat di sana.
Pintu Masuk Museum
Seperti museum kebanyakan tempat ini sepi pengunjung,hanya terlihat beberapa orang saja yang berkunjung dan hanya pada saat tertentu museum ini di kunjungi banyak orang,para pelajarpun sepertinya hanya datang kunjungan ketika mendapatkan tugas sekolah,
Sisi Kanan Museum (Zona Fauna Khas Sumatera)
Di sisi kanan Museum terdapat zona fauna khas sumatera yang terdiri dari Gajah,Harimau,Trenggiling dsb,dan juga terdapat diorama Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883,selanjutnya di sepanjang koridor belakang banyak terdapat situs purbakala Neolithikum yang hidupnya nomaden,beberapa arca,menhir dll
Diorama Gunung Krakatau Meletus
Site Purbakala
Terdapat pula koleksi kain,uang kuno,tapis tenun dan beberapa peninggalan Radin Inten dan keturunannya,banyak sisi - sisi museum yang kurang mendapat perhatian Pemerintah Daerah,tapi saat ini cukup kita acungi jempol usaha dinas pariwisata prov. Lampung dalam mendorong masyarakat untuk mengunjungi museum,dan semua itu tidak lepas dari dukungan seluruh lapisan masyarakat
Lorong Purbakala
Badik (Senjata Tradisional Khas Lampung)
Bangunan Museum ini ada lantai di lantai atas kita tidak diperkenankan mengambil foto menggunakan lampu blitz,di bagian atas ini banyak terdapat adat lampung yang terbagi menjadi 2 adat Sai Batin dan Pepadun,
Background Diorama Zaman Belanda ketika Lampung masih di duduki Belanda
Pelaminan Pengantin Adat Pepadun Lampung
Koleksi museum di bagian atas ini betapa menjelaskan adat lampung dari mulai upacara kelahiran,khitan,pengambilan gelar adat ,pernikahan,dan kematian yang di lakukan prosesi secara adat lampung
Sisi adat Sai Batin
Perahu tempo dulu
Perahu ini biasanya digunakan masyarakat zaman dahulu yang tinggal di sekitar sungai,sebagai sarana transportasi
Meriam Peninggalan Belanda
Meriam ini terdapat di luar bangunan museum,tepatnya di sekitar halaman museum lampung,dan juga halaman Museum terdapat rumah Sesat,rumah adat khas Lampung,dan di bawah rumah adat ini terdapat alat penumbuk badi atau yang biasa disebut alu,dan alat penggiling tepung,rumah adat khas Lampung adalah rumah panggung yang sebenarnya bertujuan untuk terhindar dari serangan binatang buas pada zaman dahulu kala,dan para warga memanfaatkan halaman bawah atau lorong bawah rumah sebagai tempat untuk bekerja atau beternak hewan.
Lorong bawah Rumah Sesat
Nuwo Sesat (Rumah Adat Khas Lampung)
oke sob,itulah ulasan seputar Museum Lampung,buat kamu semua yang tertarik mengunjungi silahkan saja datang langsung,selamat mencoba di liburan kamu
Salam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar