Perjalanan di mulai
setelah beberapa menit perjalanan kami sampai di Tarahan dan mampir di RM Begadang,juga untuk berdo'a demi kelancaran perjalan ini.
Begadang Tarahan
Setelah melalui perjalan hampir 2 jam kami tiba di pelabuhan Bakauheni,Lam-Sel,sebelum naik ke Kapal mobil kami di periksa terlebih dahulu oleh Polisi Pelabuhan dalam event mencegah terjadinya peredaran Narkoba,operasi ini memang sering dilakukan di Pelabuhan,ongkos kapal menggunakan mobil sebesar Rp.235.500,-
Selat Sunda
Setelah mengarungi lautan selama hampir 3 jam kami pun tiba di Pelabuhan Merak,Banten sebenarnya waktu tempuh normal hanya memakan waktu 2 jam,akan tetapi stabilitas ombak dan kurangnya dermaga membuat kapal berhenti sejenak sebelum merapat menunggu antrian kapal lain,kami fikir ide brilian Gubernur Lampung Bp.Sjachroedin itu harus kita dukung untuk merealisasikan Jembatan Penyebrangan Selat Sunda,hmmm...entah kapan itu terwujud ..Semangat Pak Gubernur...
Pukul 2.30 wib dini hari kami tiba di Tol Cilegon,dengan agak sedikit menambah kecepatan agar segera sampai,tujuan awal kami adalah Kota Tua,Jakarta,
Kota Tua,Jakarta
Akhirnya pada 4.45 wib kami tiba di Kota Tua,Jakarta...
Segala sisi daerah ini di penuhi bangunan era Belanda berkuasa,sungguh pemandangan yang eksotis,memang agak kurang terawat beberapa bangunan di jadikan camp pengungsi bagi kaum urban dan pengemis di seputaran Jakarta,yang ini harus menjadi PR untuk Gubernur DKI yang nanti akan dipilih,semoga Kota Tua dapat menjadi kebanggan dan tempat yang rapih hingga layak menjadi objek wisata bagi siapapun yang berkunjung ke Jakarta.
Sisi Kota Tua yang eksotis
Banguinan besar yang masih kokoh,pintu dan jendela yang juga besar seperti di Eropa,luar biasa memang arsitektur Belanda ini,kini bangunan ini banyak yang di pakai sebagai tempat2 usaha seperti hotel,caffe,dll.
Batu Portal Belanda
Banyak hal menarik yang mengundang tanda tanya di Kota Tua ini,seperti Batu Bulat ini yang saat ini di gunakan untuk portal jalan
sengaja memang kami tidak menggunakan Hotel mengingat waktu perjalanan ini yang sangat terbatas,kami lanjutkan perjalanan menuju Pantai di Ancol
Samudera ancol
Untuk urusan Pantai,Jakarta kalah indah dengan pantai pantai yang ada di Lampung,pagi itu juga kami sempat mengunjungi Makam Belanda Ereveld Ancol
Makam Belanda,Ereveld ancol
Sayangnya di makam ini kami kurang mendapat kepuasan informasi,kaarena Makam ini sangat tertutup bagi orang luar yang bukan famili dari korban yang di makamkan di sini,makam ini adalah makam penghormatan bagi bangsa Belanda dan beberapa warga keturunan,korban2 ini adalah korban pembantaian Jepang,di sini kami tidak di izinkan mengambil gambar dengan alasan apapun di karenakan banyak berita miring yang sering terjadi dulu ketika banyak orang dengan leluasa mengambil gambar di sini,berita yang kurang mengenakan bagi keluarga para korban.
Disebutkan juga bahwa di makam ini tidak hanya Kristen,tapi ada yang beragama Budha,dan Muslim,pengambilan gambar baru akan di izinkan jika ada izin tertulis dari kantor pusat,makam ini juga sering mendapat bantuan dari Pemerintah Belanda untuk renovasi dan perawatan.
Bende (Gong) Raksasa,Ancol
Masih disekitar ancol terdpat Bende (Gong) Raksasa,banyak juga tempat2 menarik dan bersejarah lainnya di Ancol yang belum bisa kami kunjungi satu persatu.
Museum Sejarah Jakarta
karena pagi ini kami belum sarapan dan akan mngunjungi Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah) di daerah Kota Tua,maka kami kembali kesana,museum ini buka pukul 9.00 wib Museum belum di buka maka kami sempatkan untuk sarapan di seputaran Museum,berbeda dengan Museum di tempat yang lain yang sepi pengunjung,museum ini justru sebaliknya,banyak sekali orang berkunjung kesini.
Galeri Galeri di sekitar Museum Fatahillah
Di seputaran museum ini juga kamu bisa membeli berbagai souvenir hasil tangan terampil para seniman Kota Tua,harganya cukup terjangkau asalkan kamu pandai menawar,
Galeri Kota Tua
Di Museum ini juga berjejer penyewaan sepeda onthel yang disewakan hanya Rp.10.000,- per 30 menit lengkap dengan topi khas Belanda,juga tersedia Fotografer keliling lepas yang menawarkan foto dengan angle yang menarik
Sepeda Onthel
Tepat pukul 9.00 wib Museum di buka antrian panjang di pintu masuk sudah begitu panjang,HTM hanya rp.2.000,- per orang,baru masuk di Museum aroma nya sudah berbeda entahlah perasaan kami saja atau tidak,tapi ada view dimana rasa nasionalis kami bangkit ketika melihat gambar di bawah ini
Hukum Gantung
Hukuman ini diberlakukan oleh GubJen VOC JP Coen bagi siapapun yang memberontak pada pemerintahannya,dan banyak sekali peninggalan2 para Jendral2 Belanda,juga terdapat prasasti dari zaman Kerajaan,sisi bangunan yang tinggi,pintu kayu dan jendela yang begitu kokoh dan kuat hingga saat ini padahal Museum ini di bangun sekitar abad 17,luar biasa
Di Museum ini juga di sediakan Guide untuk menjelaskan seputar Museum ini,dulunya ini adalah Balai Kota Pusat Pemerintahan Belanda,yang di sebut Stadhuis
Prasasti Ciaretuen
Balkon Stadhuis
Di belakang Museum ini terdapat beberapa bangunan dan di bawah museum ini terdapat penjara yang tempatnya sangat pengap dan sempit,sebelum akhirnya di eksekusi dengan hukuman tembak atau hukum gantung,di belakang bangunan ini juga terdapat sumur tua tempat para korban di eksekusi oleh Belanda
Penjara di Museum Fatahillah
Juga terdapat patung hermes (Dewa Kemakmuran) dan meriam Jagur,konon meriam ini mempunyai kekuatan mistik yang bisa membuat perempuan mandul menjadi hamil,tapi itu semua hanya cerita yang menurut kami tidak masuk akal,bagaimana mungkin sebuah meriam bisa melakukan hal seperti itu,hanya cerita konyol ...tempat meminta habyalah kepada Alloh,Tuhan Semesta Alam.
Gambar Patung Hermes dan Meriam Jagur
Musum ini berdampingan dengan beberapa museum lain diantaranya Museum Wayang,Museum Mandiri dsb,
Disisi lain bangunan gedung ini memang begitu kokoh kental dengan ornamen eropanya,museum ini juga menyediakan acara renungan malam,jadi para pengunjung di ajak berkeliling museum di malam hari,di ajak menonton film dokumenter seputar sejarah bnguinan,para peserta di ajak terjun lebih dalam dan merasakan suasana pada zaman itu,tapi acara ini harus menyertakan kelompok atau grup,untuk yang berminat silahkan menghubungi :
Sahabat Museum,waktu buka museum ini dari Selasa - Minggu Pukul 9.00 - 15.00 wib
Museum Sejarah Jakarta
Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat
Telp (62-21) 6929101, 6901483
Fax. (62-21) 6902387
email: musejak@indosat.net.id
Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat
Telp (62-21) 6929101, 6901483
Fax. (62-21) 6902387
email: musejak@indosat.net.id
Selanjutnya kami mengunjungi Museum Taman Prasati di daerah Tanah Abang Jakarta Pusat Semula Museum Taman
Prasasti yang terletak di Jl. Tanah Abang I ini adalah pemakaman umum bernama
Kebon Jahe Kober
Museum Taman Prasasti
Seluas 5,5 ha dan dibangun tahun1795 untuk menggantikan kuburan
lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk, sekarangMuseum Wayang, yang
sudah penuh. Makam baru ini menyimpan koleksi nisan dari tahun sebelumnya
karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman Nieuw Hollandse Kerk pada awal abad 19. Nisan
yang dipindahkan ini ditandai dengan tulisan HK,Hollandsche Kerk.
Pintu Masuk Museum Taman Prasasti
Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan
museum dan dibuka untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak
1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. Karena perkembangan
kota, luas museum ini kini menyusut tinggal hanya 1,3 ha saja.
Kereta Jenazah Belanda
Museum ini buka dari Selasa - Minggu,Pukul 9.00 - 15.00 Wib,Tiket masuk hanya Rp.2.000/orang
Kamu sudah bisa menikmati beberapa makam Belanda yang gothic juga aneh..
terdapat beberapa miniatur salib dan logo2 freemasonry di dalam makam ini,bukan hanya bangsa Belanda yang di kubur di sini tapi juga ada Cina dll,miniatur Salib,serta dewa dewi kuno menghiasi sudut makam ornamen Eropa Kuno juga banyak terdapat di setiap makam ini
Tak banyak orang tahu jika Museum Prasasti yang dulunya dibangun pemerintah Batavia pada 28 September 1795, merupakan salah satu taman pemakaman umum modern tertua di dunia. Lebih tua dari Fort Canning Park (1926 ) di Singapura, Gore Hill Cemetery (1868 ) di Sidney, La Chaise Cemetery (1803 ) di Paris, Mount Auburn Cemetery (1831 ) di Cambridge-Massachusstes yang mengklaim sebagai taman makam modern pertama di dunia, atau Arlington National Cemetery (1864 ) di Washington DC.
Banyak nama beken dikubur di sana. Di antaranya Olivia Marianne Raffles (1814 ), isteri Gubernur Jenderal Inggris dan juga pendiri Singapura, Sir Thomas Stamford Raffles; lalu Dr. H. F. Roll (1935), pendiri Sekolah Kedokteran Stovia; Dr. J. L. A. Brandes (1905 ), pakar sejahar purbakala Hndu Jawa di Indonesia; Soe Hoek Gie, aktivis mahasiswa di tahun 1960-an yang terkenal dengan catatan hariannya; dan juga Mayor Jenderal J. H. R. Kohler, komandan tentara kolonial Belanda yang ditembak mati oleh sniper Aceh berusia belia di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Konon, sniper Aceh itu juga ditembak sniper Belanda sesaat setelah menewaskan Kohler. Mungkin inilah perang antara sniper pertama yang terjadi dalam sejarah Nusantara.
Perang menundukkan Aceh merupakan perang terlama, lebih dari tigapuluh lima tahun, dan perang termahal yang harus dilakukan Belanda untuk bisa menundukkan Serambi Mekkah ini. Ceritanya, tak sampai tiga pekan setelah mendarat di pantai Aceh pada tanggal 8 April 1873 itu, serdadu Belanda sudah tidak kuat menghadapi gempuran gerilyawan Mujahidin Aceh yang dibantu pasukan leit dari Turki Utsmaniyah dan beberapa negeri Islam sahabat. Para serdadu Belanda kembali lagi naik kapal setelah menghadapi perlawanan paling sengit yang pernah dialami militer Belanda di Timur.
Jenderal Kohler, panglima Belanda, yang sedang berada di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, tiba-tiba rubuh bemandikan darah. Dadanya bolong ditembus peluru sniper Aceh. Hari itu tanggal 14 April 1873. Kohler adalah komandan serdadu Belanda yang memimpin penyerangan ke Banda Aceh.
Banyak nama beken dikubur di sana. Di antaranya Olivia Marianne Raffles (1814 ), isteri Gubernur Jenderal Inggris dan juga pendiri Singapura, Sir Thomas Stamford Raffles; lalu Dr. H. F. Roll (1935), pendiri Sekolah Kedokteran Stovia; Dr. J. L. A. Brandes (1905 ), pakar sejahar purbakala Hndu Jawa di Indonesia; Soe Hoek Gie, aktivis mahasiswa di tahun 1960-an yang terkenal dengan catatan hariannya; dan juga Mayor Jenderal J. H. R. Kohler, komandan tentara kolonial Belanda yang ditembak mati oleh sniper Aceh berusia belia di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Konon, sniper Aceh itu juga ditembak sniper Belanda sesaat setelah menewaskan Kohler. Mungkin inilah perang antara sniper pertama yang terjadi dalam sejarah Nusantara.
Perang menundukkan Aceh merupakan perang terlama, lebih dari tigapuluh lima tahun, dan perang termahal yang harus dilakukan Belanda untuk bisa menundukkan Serambi Mekkah ini. Ceritanya, tak sampai tiga pekan setelah mendarat di pantai Aceh pada tanggal 8 April 1873 itu, serdadu Belanda sudah tidak kuat menghadapi gempuran gerilyawan Mujahidin Aceh yang dibantu pasukan leit dari Turki Utsmaniyah dan beberapa negeri Islam sahabat. Para serdadu Belanda kembali lagi naik kapal setelah menghadapi perlawanan paling sengit yang pernah dialami militer Belanda di Timur.
Jenderal Kohler, panglima Belanda, yang sedang berada di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, tiba-tiba rubuh bemandikan darah. Dadanya bolong ditembus peluru sniper Aceh. Hari itu tanggal 14 April 1873. Kohler adalah komandan serdadu Belanda yang memimpin penyerangan ke Banda Aceh.
Makam ini menggambarkan betapa tingginya seni rupa bangsa Belanda hingga menghiasi sisi makam yang terdapat di Museum Taman Prasati ini.
Tempat ini ternyata banyak di pakai untuk foto Pre-Wedding,Shooting film,dan iklan.
Pasar Baru
Dari Museum kami bertolak menuju Pasar Baru untuk belanja oleh2,juga kami habiskan waktu makan siang disana harga yang ditawarkan di Pasar Baru ini relatif terjangkau,banyak pernak pernik menarik khas Jakarta,sayang memang masih banyak tempat yang belum sempat kami kunjungi
Tepat Pukul 12.30 Wib kami menuju Dufan,tujuan terakhir sekedar refreshing kami habiskan waktu liburan Batavia ini di Dufan Ancol,
Wahana Rama Shinta
HTM nya untuk Hari Libur Rp.220.000,-/orang ditambah ongkos pintu masuk Rp.15.000,-/orang,plus parkir mobil rp.20.000 untungnya hari itu bertepatan dengan hari kartini ya 21 April 2012,maka kami mendapatkan potongan harga 50%.
Dari Dufan kami bertolak menuju Merak,untuk pulang dan beraktifitas kembali,so buat kamu yang tertarik dengan perjalanan ini bisa menghubungi kami untuk informasi.
Salam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar